18 Agustus 2008

Ditengah Kemelut Kebudayaan Islam Ditantang


Judul Buku : Ditengah Kemelut Kebudayaan Islam Ditantang
Pengarang : Maryam Jameelah
Penterjemah : A.H. Fauzan & Edy Suryanto
Penerbit : Shalahuddin Press
Jumlah Halaman : 118 hlm


Resensi Oon Guwo


Pemikiran Islam dalam menghadapi budaya materialistik dan sekuler ala barat dapat ditemukan dalam buku ini. Islam memberikan pilihan kepada manusia untuk melepaskan diri dari belenggu batin dan penjara kehidupan yang berasal dari sisi negatif kebudayaan barat. Budaya barat dengan nyata telah menjajah budaya ketimuran yang dekat dengan Islam. Melalui tawaran kesenangan, kenikmatan, dan kemewahan sesaat budaya barat secara perlahan menggeser budaya timur. Bahkan sedikit demi sedikit budaya barat mempengaruhi pola pikir manusia, dalam hal ini masyarakat Islam, dengan pemikiran sekuler. Akibatnya yang muncul dalam umat Islam adalah insan-insan penganut budaya materialistik, sehingga nilai-nilai Islam mulai ditinggalkan oleh umatnya sendiri. Dengan keadaan seperti itu peradaban Islam akan mengalami kemunduran, padahal iman bukanlah sekedar rangkaian ritual saja melainkan aspek yang tidak terpisahkan dari kehidupan seorang muslim.

Dampak dari kemajuan teknologi, yang sangat disanjung dalam budaya barat, terhadap alam semesta menjadi pembahasan yang menarik dalam buku ini. Nyatanya, perkembanganteknologi yang berbasiskan barat telah mengakibatkan berbagai kerusakan alam dan lingkungan hidup, kerusakan moral manusia, dan menghilangkan tujuan hakiki penciptaan manusia yang sebenarnya memiliki identitas sebagai makhluk. Dengan berbagai dalih, tayangan teknologi televisi didominasi oleh tayangan kehidupan ala barat yang memperlihatkan kesenangan, kenikmatan, dan kemewahan, tetapi tanpa disadari telah menjadi penjara hidup manusia.

Maryam menjelaskan bahwa dalam pemikiran barat, alam adalah musuh yang harus ditaklukkan. Memang harus diakui bahwa peradaban barat tidak tertandingi oleh peradaban manapun dalam taraf perusak yang luar biasa terhadap alam. Hal itu sangat berbeda dengan pandangan Islam yang tidak memandang alam sebagai sesuatu yang profan. Alam adalah anugerah yang harus dimanfaatkan dan dikelola secara bijaksana, karena manusia adalah khalifah bagi bumi. Kerusakan- kerusakan alam terjadi karena barat sangat memuja sains, dan hal itu yang tidak sesuai dengan pandangan Islam. Islam bukannya menolak pekembangan sains, tetapi Islam sengaja memberi batasan dengan tujuan agar manusia tidak menjadi budak dari temuan mereka sendiri. Akibatnya, karena pandangan itu, Islam dituduh menjadi penyebab lambatnya perkembangan negara-negara yang berpenduduk mayoritas Islam.

Bahasa yang digunakan dalam buku ini banyak mengandung unsur perbandingan. Bahasa yang sederhana dicampur bahasa yang agak tinggi sehingga mungkin saja akan sedikit menyulitkan masyarakat umum untuk memahaminya. Sepertinya buku ini memang ditujukan sebagai bahan bacaan bagi kaum terpelajar dan para pengambil kebijakan.
Secara umum buku ini menawarkan pilihan kehidupan bagi pembacanya. Dua kutub yang berbeda, Islam dan Barat, sama-sama memiliki pemikiran terhadap kebudayaan manusia. Barat dengan tawaran budaya materialistik dan sekuler, sementara Islam dengan kaidah jiwa tauhid dan berupaya menjaga manusia tetap pada identitasnya sebagai makhluk yang berjalan dan berkembang untuk mencapai tujuan hakiki penciptaannya.

*****

Tidak ada komentar: